Kamis, 20 Agustus 2015

Wartawan: Isu Negatif Mengenai LDII Tak Terbukti

Surabaya (16/8). DPW LDII Jawa Timur menjembatani insan media agar bisa melihat langsung kehidupan di pondok pesantren di lingkungan LDII. Kegiatan yang bertajuk media gathering ini berlangsung Sabtu (15/8/2015) di Pondok Wali Barokah Kediri dan Pondok Gading Mangu Jombang.
Saat tiba di Ponpes Wali Barokah, rombongan wartawan dan beberapa pengurus DPW LDII Jatim disambut oleh pimpinan pondok Drs.H. Sunarto, Msi beserta sebagian pengurus pondok dan Ketua DPD LDII Kabupaten Kediri H Usman Arif. Rombongan pun diajak memasuki Wisma Tentram yang menjadi ruang tamu pondok. Saat memberi kata sambutan, Sunarto mengucapkan terima kasih atas kesediaan para wartawan berkunjung ke Pondok Wali Barokah. “Silakan dilihat sendiri bagaimana kehidupan para santri di pondok ini,” kata Sunarto.
Sunarto menjelaskan bahwa pondok Wali Barokah telah dikunjungi oleh berbagai elemen masyarakat. Seperti MUI, “Sekitar 18 provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia telah berkunjung ke pondok ini,”tambah Sunarto.
Untuk menambah keakraban, ketua rombongan dari DPW LDII Jatim, H. Raditya Purnomo kemudian mempersilakan para wartawan untuk memperkenalkan diri masing-masing. Pasca perkenalan, dialog santai pun mengalir.
Perbincangan cenderung untuk mengklarifikasi terkait beragam stigma yang melekat di tubuh LDII sebagai organisasi keagamaan, sekaligus terhadap
“Dulu saya memang sering mendengar tentang berbagai stigma tentang LDII. Seperti masjid yang dipel setelah digunakan oleh orang selain LDII. Namun, setelah saya sering diajak meliput LDII, saya bisa melihat sendiri bahwa tuduhan-tuduhan itu tidak benar,” kata Alam, wartawan Radio Mercury Surabaya.
Saat berdialog, azan Dzuhur berkumandang. Sunarto pun mempersilakan para wartawan untuk sholat bersama di masjid pondok. Rombongan wartawan kemudian diajak melihat perpustakaan pondok sambil mendapatkan paparan dari ustadz Abdul Aziz Ridwan terkait kurikulum di Pondok Wali Barokah.
Setelah meninggalkan perpustakaan, rombongan wartawan meninjau kelas santri, yang kebetulan sedang belajar memaknai Alquran dengan huruf pegon di masjid pondok. Para wartawan itu pun sempat mewawancarai salah satu siswa pondok asal Kamboja, Seou Nova.
Pondok Gading Mangu : Mengedepankan Toleransi dan Budi Pekerti
Setelah waktu Ashar, rombongan wartawan meluncur menuju Ponpes Gading Mangu Jombang. Setibanya di pondok, para pengurus pondok beserta beberapa pengurus DPD LDII Kabupaten Jombang menyambut di depan ruang tamu pondok. “Disambut layaknya pejabat,” ujar Benny, wartawan RRI Surabaya.
Humas pondok Gading Mangu, Totok Raharjo langsung mempertontonkan dan menjelaskan slide tentang pondok. Ikut mendampingi, Ketua Pondok Gading Mangu KH Ahmad Fathoni, Dewan Penasehat Kombes Pol (Purn) H. B Adhi Banadi, dan Ketua DPD LDII Kabupaten Jombang, H. Didik Tondo Susilo, SH, MSi.
Berbeda dengan Pondok Wali Barokah, di pondok ini para santri sekaligus menjadi siswa sekolah dibawah naungan Yayasan Budi Utomo. Kurikulumnya terintegrasi antara budi pekerti (Al Quran dan Hadits) dan pendidikan, dengan porsi seimbang.
“Penting bagi siswa pondok di sini untuk memahami wawasan kebangsaan terkait empat pilar kebangsaan. Dengan memahami empat pilar ini diharapkan para santri sekaligus bisa  menerapkan budi luhur agar tak terjebak pada radikalisme,” papar Totok.
Pasca berkeliling dua pondok, rombongan wartawan kembali ke Surabaya. “Capek tapi berkesan,” ucap Yohan wartawan Radio Sindo Trijaya menutup obrolan malam itu. (Widi/Sofyan) www.ldii.or.id

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar