Minggu, 23 Agustus 2015

Berkah Penyembelihan Hewan Secara Islami


Di setiap perhelatan kurban, umat Islam di Eropa, Amerika Serikat, Australia, ataupun di daerah yang mereka adalah minoritas, kerap mendapat kritikan mengenai perlakuan terhadap hewan kurban. Mereka menyebut penyembelihan hewan kurban tak manusiawi. Benarkah demikian? Ternyata riset membuktikan, justru penyembelihan dengan cara islami membuat binatang ternak tak merasa sakit.
Menurut Kebijakan tentang penyembelihan hewan berdasarkan aturan Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSCPA) Australia menyatakan bahwa binatang harus dibunuh seketika atau dibuat pingsan sampai menghadapi kematian. Adapun caranya bervariasi, mulai dari pemingsanan hingga tembak dikepala. Istilah ini disebut “Penjagalan Hewan yang Berperikemanusiaan”.
Dalam waktu 24 jam sebelum disembelih, hewan diperiksa oleh petugas inspeksi untuk memastikan hewan yang disembelih sehat dan sebelum disembelih, hewan berjalan sebuah jalur penyembelihan dan memasuki sebuah kotak pada rumah penyembelihan.
Pada hitungan detik, operator membuat hewan pingsan. Berbagai cara untuk membuat pingsan seperti penyetruman hingga penggunaan gas karbondioksida. Proses ini memastikan hewan tidak sadar dan peka terhadap rasa sakit sebelum akhirnya diproses.
Memang tidak semua tempat penjagalan hewan di Australia menggunakan cara yang konvensional. Ada juga tempat penyembelihan yang islami dan bahkan mempekerjakan komunitas Islam untuk menjagal hewan sesuai syariat Islam. Namun tetap saja pandangan orang barat umumnya masih belum terbuka akan hal ini.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
Perlu diketahui bahwa syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Namun, penelitian yang dilakukan ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman, Prof.Dr. Schultz dan Dr. Hazim mengungkapkan fakta yang berbeda terkait penyembelihan hewan secara islami maupun ala barat. Penelitian yang menggunakan teknologi elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG) yang dipasang pada otak sapi dewasa dan  Electro Cardiograph (ECG)  yang merekam aktivitas jantung. Kedua alat tersebut merekam aktivitias penyembelihan menurut syariat Islam dan penyembelihan menurut ala barat.
Pada penyembelihan yang sesuai syariat islam, grafik EEG menunjukan hasil yang stabil hingga mencapai nol. Tiga detik setelah hewan disembelih dan ketiga saluran pada leher sapi terputus, terjadi penurunan grafik secara bertahap. Hal itu mengindikasikan hewan mulai kehilangan kesadaran dan tidak ada rasa sakit yang dialami.
Hewan yang disembelih tersebut mengalami kejadian Deep Sleep setelah kehilangan kesadaran. Setelah itu terdapat aktivitas luar biasa yang direkam ECG pada jantung. Jantung menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Ini terjadi karena refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang.
Darah hewan yang terpompa keluar dari tubuh dengan maksimal oleh jantung menghasilkan kualitas daging yang sehat serta layak konsumsi. Darah yang terjebak pada daging dan urat dapat membeku yang menjadikan daging tidak sehat.
Lain halnya dengan proses penyembelihan ala barat. Lazimnya mereka melakukan proses proses stunning (pemingsanan) yang menyebabkan sapi terhuyung jatuh dan roboh. Hewan mudah disembelih karena tidak meronta-ronta dan kelihatannya tidak mengalami rasa sakit. Namun ketika disembelih, darah yang keluar sedikit.
Aktivitas yang terekam pada grafik EEG menunjukan terjadinya kenaikan. Hal tersebut diindikasikan bahwa hewan sebelum disembelih mengalami tekanan rasa sakit sebelum akhirnya pingsan. Rasa sakit yang luar biasa menyebabkan jantung berhenti berdetak lebih awal sebelum akhirnya, dapat menarik darah keluar lebih banyak dari tubuh hewan. Grafik ECG menunjukan penurunan aktivitas jantung yang signifikan.
Pada hewan yang disembelih ala barat darahnya tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan daging yang tidak sehat dan  menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Menurut K.H. Aceng Karimullah, anggota Majelis Taujih Wa Al Irsyad DPP LDII dalam Islam, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa menyembelih hewan kurban juga membantu mempercepat kematian hewan tersebut tanpa menyakiti. Sebab, ketika menyembelih memutus 3 urat utama di leher sehingga darah lebih cepat habis. Sebelumnya, penyembelih harus menajamkan pisau yang akan digunakan terlebih dahulu agar memudahkan proses sembelih. (Noni/Khoir/LINES)

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar